Tempo.Co, Jakarta - Tim Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi Publik Kelautan dan Perikanan atau KP2 KKP tengah menunggu kedatangan Susi Pudjiastuti dalam diskusi terkait kondisi lobster di Indonesia. Diskusi itu digelar pada Rabu, 19 Februari 2020 di kantor KKP, Jakarta Pusat.
Ketua KP2 KKP Effendi Gazali mengatakan sejatinya timnya sudah mengundang Susi secara terbuka. "Undangan sudah disampaikan secara terbuka. Kita tunggu semoga bu susi datang. Lepas dari itu, kita bicara apa adanya," ujarnya.
Effendi berharap ada diskusi dua arah antara mantan Menteri KKP itu dengan timnya dan sejumlah pakar serta stakeholder yang hadir. Adapun diskusi ini telah berlangsung sejak pukul 10.30 WIB. Menurut pantauan Tempo, hingga 2 jam diskusi berlangsung, Susi tidak terlihat datang.
Tempo telah menghubungi Susi untuk mengkonfirmasikan kehadirannya. Namun, hingga berita ini ditulis, Susi tidak merespons pesan tertulis tersebut.
Adapun diskusi ini menghadirkan lima pembicara. Kelimanya adalah pakar lobster dari Universitas New South Wales, Bayu Priyambodo; peneliti Balai Pemuliaan Induk Udang dan Kekerangan IBM Suastika Jaya; dan pakar lobster Sekolah Tinggi Perikanan, lham. Kemudian, anggota Kadin Aceh, Syamsul Bahri; dan Ketua Harian Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Dani Setyawan.
Pekan lalu, Effendi memaparkan kondisi lobster di Indonesia. Berdasarkan data yang ia kumpulkan, Effendi menjelaskan jumlah telur di seluruh wilayah pengelolaan perikanan atau WPP di Indonesia berjumlah 278 miliar ekor. Kemudian, telur yang menjadi larva berjumlah 250 miliar dan yang menjadi puerulus sekitar 12,3 miliar.
"Punah dari sebelah mana?" kata Effendi setelah memaparkan data itu.
Dalam akun Twitter-nya, Susi pada 11 Februari lalu mengkritik pernyataan Effendi. Sembari mengunggah sebuah video yang menampilkan paparan Effendi, Susi menyebut berduka.
"Keilmuan tinggi seorang guru besar Doctor dalam menjustifikasi / memperlihatkan/ meninggikan/ membenarkan Ignorances untuk Pembenaran Ekspor Bibit Lobster. Saya tidak berilmu dan saya berduka," tutur Susi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan sebelumnya memang berencana kembali membuka keran ekspor bibit lobster. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada awal Desember lalu menyatakan ekspor bibit ini akan meningkatkan nilai tambah bagi petani lobster.
Adapun kebijakan itu bertentangan pada masa kepemimpinan Susi. Saat menjabat sebagai Menter KKP, Susi melarang perdagangan lobster di bawah ukuran 200 gram atau yang berupa benih.
Susi juga meminta lobster bertelur tidak dijual-belikan keluar Indonesia. Beleid yang menaunginya adalah Peraturan Menteri Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Penangkapan Lobster.